.

Kamis, 21 Juli 2011

Stochastic Oscillator

Sudah hampir dari 2 minggu saya tidak mengupdate blog ini. Saya sangat sibuk belakangan ini hingga tidak sempat mengupdate blog saya. Untuk kedepannya, saya akan memberi peberitahuan terlebih dahulu sebelum vakum untuk sementara. Hehehehe....

Dalam artikel baru saya ini, saya akan membahas tentang salah satu alat dalam analisis teknikal yang sering dipergunakan para trader untuk menangkap tren jangka pendek, Stochastic Oscillator. Seperti oscillator pada lainnya, dimana Stochastic ini juga mengenal daerah overbought dan oversold. Stochastic ini dibentuk dengan tujuan untuk mengukur perbandingan range harga pada hari ini dengan range harga pada periode tertentu.

Stochastic dapat dibedakan menjadi 2, yakni %K (sinyal stochastic cepat) dan %D (sinyal stochastic yang lebih lambat). Kalau anda bingung mengingatnya, beberapa trader menyebut %K sebagai kuick (baca : quick) yang berarti cepat, dan %D sebagai dawdle yang artinya lambat. Berikut rumus dari Stochastic :

%K = 100 [(C – Ln) / (Hn – Ln)]

“C” adalah harga closing pada hari ini. Sedangkan “L” adalah titik terendah pada periode tertentu (Low). “H” adalah adalah titik tertinggi pada periode tertentu (High). “n” adalah periode yang dapat anda tentukan sendiri. Untuk menghitung %D anda dapat mencarinya hanya dengan me-moving average-kan %K. Mudah kan....


Sinyal untuk buy dan sell didapat dari perpotongan antara garis %K dan %D. Sama seperti sinyal buy dan sell pada Moving Average Crossover. Jika %K memotong ke atas garis %D, maka hal ini bearti buy. Jika sebaliknya yang terjadi, maka ini berarti sell. Garis oversold umumnya ada pada garis 0 dan overbought ada di level 70.

Bagian terpenting dalam Stochastic adalah periode yang anda gunakan, semakin pendek berarti semakin pendek pula jankauan trading anda. Umumnya, periode yang digunakan adalah 14 hari atau 5 hari. Sedangkan %D dapat menggunakan periode 3 hari.

Jika anda cermati baik-baik, tingkat voaltilitas dari Stochastic ini begitu tinggi sehingga tidak nyaman untuk dilihat. Oleh karena itu, dalam menu bawaan Stochastic yang tersedia dalam beberapa program teknikal, umumnya sudah disediakan menu tambahan untuk me-moving average-kan Stochastic anda agar terlihat lebih smooth.
 
Saya sendiri sebenarnya sangat jarang menggunakan Stochastic ini karena jangkauan trading saya adalah jangka menengah. Namun, saya akan berikan sedikit saran dari saya untuk anda, jika anda tertarik menggunakan Stochastic:
  1. Jika anda menemukan sinyal buy oversold atau sell di area overbought, maka sebaiknya tunggu saja hingga Stochastic keluar dari zona overbought atau oversoldnya untuk mengambil posisi.
  2. Karena Stochastic menunjukkan sinyal yang sangat volatil, ada baiknya jika anda memadukannya dengan analisis lainnya, seperti japanese candlestick. Perpaduan teknik ini sangat banyak digunakan trader-trader di dunia.
  3. Sebaiknya, tetap gunakan analisis tren sederhana dalam mengambil posisi buy atau sell menggunakan Stochastic. Jika anda ingin buy, lihatlah dulu apakah harga berada pada tren bullish atau bearish (dapat menggunakan teknik moving average). Jika harga berada tren bullish (harga di atas moving average panjang), dan stochastic berada pada level oversold, maka ini sinyal bagus untuk buy atau menambah posisi anda.

Semoga artikel ini dapat membantu anda dalam mengaplikasikan teknik trading yang lebih baik. Good Luck...

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Elf Coupons