.

Minggu, 26 Juni 2011

Index Harga Saham : Alat untuk Mengukur Pasar

Bagi anda yang sudah sangat familier dengan pasar modal, tentu istilah index harga saham tidak akan terdengar asing bagi anda. Seperti yang anda ketahui juga, ada banyak index di Indonesia. Tidak hanya Index Harga Saham Gabungan (IHSG), tapi juga ada LQ45, dan index sektoral seperti mining, manufaktur, dan sebagainya. Di pasar modal asing kita juga mengenal berbagai macam index seperti Dow Jones Industrial Average (DJIA), S&P 500, dan masih banyak lagi. Lantas apakah sebenarnya index itu dan bagimaana index itu dibentuk? Serta, apa saja yang mempengaruhi pergerakan index? 
Index adalah satuan perhitungan yang disepakati bersama, dimana perhitungan tesebut merupakan catatan pergerakan harga saham dari pertama beredar hingga sekarang. Pergerakan index sangat dipengaruhi dari cara dibentuknya index tersebut dimana selama ini dikenal 3 metode yang sering digunakan. Metode tersebut adalah metode Price Weighted Average, Equally Weighted Average, dan Market Capitalization Weighted Average.

Metode Price Weighted Average
Pada metode average ini, index dibentuk dengan cara menambahkan saja harga dari tiap saham dan membaginya dengan jumlah badan usaha. Misalnya saja anda ingin membuat index dari 4 saham, yakni saham ABCD, DEFG, EFGH, dan FGHI. Dengan metode Price Weighted Average ini, anda tinggal menambahkan saja harga dari tiap-tiap saham tersebut dan membaginya dengan 4. 

Index yang dibantuk dengan metode ini adalah index Dow Jones. Jika anda lihat dari cara terbentuknya, maka harga saham yang paling mahal akan paling mempengaruhi pergerakan dari index yang anda bentuk tersebut.

Metode Equally Weighted Average
Dalam metode ini, index dibentuk dengan mengibaratkan kita menginvestasikan sejumlah uang yang sama terhadap tiap-tiap saham. Sebagai contohnya jika ada 4 saham, yakni saham ABCD, DEFG, EFGH, dan FGHI, dimana anda ingin menghitung index dari keempat saham tersebut dengan metode ini. Anda dapat mengibaratkan anda menginvestasikan Rp 100 juta pada keempat saham dan membaginya dengan sama rata. Jadi anda menginvestasikan ke masing-masing saham tersebut Rp 25 juta. Dengan begini, pergerakan index akan sangat dipengaruhi oleh return yang didapat dari masing-masing saham.

Metode Market Capitalization Weighted Average
Kebanyakan indeks pasar di seluruh dunia memakai metode ini, termasuk IHSG di Indonesia. Hal ini karena perhitungan metode ini dianggap paling mencerminkan nilai portofolio pasar. Dalam metode ini, index dibentuk dengan menitikberaktkan pada market capitalization-nya (kapitalisasi pasar). Nilai kapitalisasi pasar adalah hasil perkalian antara harga saham dengan jumlah saham beredarnya. Dengan begini, yang paling banyak mempengaruhi nilai dari index adalah saham-saham yang mempunyai nilai kapitalisasi pasar paling besar. Jadi jika di Indonesia, saham-saham yang berharga mahal seprti ASII dan lainnya akan memiliki pengaruh lebih dibanding saham-saham yang harganya murah. 

Nah, sekarang tentu anda sudah mengerti tentang index dan bagaimana cara terbentuknya. Memang saya tidak menampilkan rumus lengkapnya, tapi saya yakin tidak sulit untuk mencari rumus dari masing-masing index dengan mencarinya di Google. Semoga artikel ini bermanfaat bagi anda. Good Luck...

1 komentar:

Unknown mengatakan...

pastinya dengan pengetahuan indeks saham seperti ini ktia juga tau pergerakan market akan kemana? bearish atau bulish, dan yang terpentingn kta bisa analisis market dengan baik dan tentu saja bisa lebih profitable tentunya

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Elf Coupons