.

Rabu, 29 Juni 2011

Support dan Resistance

Pasti anda sudah cukup familiar dengan kedua istilah di atas dalam dunia analisis teknikal. Support dan resistance merupakan salah satu hal yang paling dasar dalam analisis teknikal. Dengan memahami betul mengenai support dan resistance ini, seorang trader tentu akan lebih mudah untuk menentukan target price dari tradingnya dan juga akan lebih mudah dalam menentukan pergerakan selanjutnya dari sebuah tren.

Nah, lantas apa yang dikatakan sebagai support dan resistance itu sendiri? Support adalah suatu titik tempat terhentinya pergerakan harga yang menurun yang diakibatkan tekanan beli jauh lebih tinggi dibanding tekanan jual. Sedangkan resistance adalah sebaliknya, yakni sebuah titik terhentinya pergerakan harga yang menanjak yang disebabkan karena tekanan jual lebih tinggi dibanding tekanan beli.


Titik support dan resistance pada gambar di atas ditandai dengan garis merah. Titik support yang tertembus akan menjadi resistance dan titik resistance yang tertembus akan menjadi support. Titik support ataupun resistance ini merupakan titik yang sangat penting, karena mencerminkan titik psikologis para investor dalam market. Titik support yang tertembus, menandakan tren bearish akan segera terjadi. Sedangkan resistance yang tertembus, menandakan tren bullish akan segera terjadi. Baik support maupun resistance ini dapat sebagai indikasi dari trend reversal (berbaliknya tren), trend continutation (berlanjutnya tren), atau bahkan sideways. Mengapa hal ini bisa terjadi? Mari kita bahas satu persatu...

Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya bahwa support adalah titik perhentian sementara dari tren yang menurun. Support yang berakhir dengan trend continuation bisa terjadi karena aksi beberapa investor yang tidak well informed sehingga melakukan aksi beli karena harga dianggap cukup murah untuk dibeli. Aksi beli yang mereka lakukan akhirnya mengangkat harga hingga titik tertentu, umumnya hal ini disertai volume yang tinggi dan disebabkan hembusan rumor yang belum sebenarnya belum tentu benar. Seandainya titik dimana mereka buy adalah Rp 300. Setelah harga terangkat sampai pada titik Rp 320, dimana tidak ada lagi permintaan di pasar maka harga akan turun perlahan. Setelah mereka tahu bahwa mereka salah posisi, mereka akan mulai menjual saham-saham mereka sehingga downtrend akan berlanjut kembali. Berikut contohnya pada INCO :

Jika support yang merupakan titik dari berbaliknya tren dapat terjadi karena memang disebabkan oleh berbaliknya kondisi suatu saham menjadi sangat baik. Hal ini membuat investor yang well informed melakukan aksi beli cukup banyak yang akhirnya membuat harga berhenti dari downtrendnya menjadi uptrend. Misalnya saja titik support pada kasus ini adalah Rp 500. Terkadang titik Rp 500 ini akan tersentuh selama beberapa kali sebelum akhirnya harga melaju ke atas. Hal ini terjadi karena investor yang tidak well informed, begitu melihat harga naik dia akan menjual sahamnya untuk mengambil keuntungan yang ada. Melihat harga kembali ke titik Rp 500 lagi, investor yang well informed melihat ini sebuah kesempatan untuk menambah stok sahamnya, maka dia akan memulai untuk melakukan aksi buy dan harga akan kembali terangkat. Berikut contohnya pada BBTN :

Sedangkan untuk resistance sebenarnya sama saja dengan support, hanya saja resistance kebalikan dari support. Pada resistance yang mengindikasikan trend continuation, aksi ini didominasi oleh investor yang tidak well informed. Karena begitu melihat harga naik, mereka akan cepat-cepat menjual saham mereka untuk merealisasikan keuntungan yang ada. Sebut saja titik tertinggi untuk resistance ini ada pada Rp 750. Setelah para investor yang tidak well informed menjual saham-saham mereka dan harga terkoreksi ke level Rp 700, investor yang well informed merasa ini peluang bagus untuk menambah posisi sehingga mereka mulai melakukan aksi beli yang membuat harga kembali terangkat ke atas. Ketika harga menembus level Rp 750, maka para investor yang terlanjur menjual saham-sahamnya pada level tersebut akan merasa sayang dan kembali membeli saham tersebut yang pada akhirnya membuat volume perdagangan meningkat. Berikut adalah contoh dari resistance BMTR.

Jika resistance yang diakhiri dengan trend reversal, maka hal ini lebih disebabkan oleh pergantian kondisi suatu saham. Jarang sekali harga akan menguji lagi resistance tersebut, umumnya harga akan lansung turun dengan cepat. Berbeda dengan support yang dimana harga cenderung bergerak lambat jika terjadi trend reversal. Anda juga dapat membaca artikel tentang volume untuk dapat memahami pemahaman yang luas mengenai ini. Berikut adalah contoh dari resistance INCO :

Sedangkan kondisi sideways umumnya tercipta dari kekuatan yang sama antara pembeli dan penjual sehingga harga akan akan bergerak dalam range tertentu. Pada kondisi sideways, sangat dimungkinkan tercipta lebih dari satu support dan resistance. Hal ini mengeindikasikan tidak menentunya kondisi suatu saham yang bisa diakibatkan banyak hal. Berikut contohnya pada CTRA :

2 komentar:

Anonim mengatakan...

artikel yang sangat detail dan bermanfaat sekali karena dengan memanfaatkan support dan resistent ini maka kita bisa trading dengan mlihat indiaksi market dengan baik, dan juga saat ini bis lebih menguntungkan dengan memanfaatkannya di mt5 octafx

Unknown mengatakan...

menentukan suport dan resiistance itu sangat penting dalam membantu dalam analisa yang kita lakukan, jadi sebaiknya kita lakukan dalam belajar di centroFX pada akun demo untuk memahami benar benar dalam analisa agar keuntungannya bisa didapatkan

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Elf Coupons